kita sambung lagi ya
Friday morning…saatnya memulai perjalanan di kota Bangkok..berbekal peta yang kita bawa dari Jakarta. Sehabis sarapan di hotel jam 7 pagi dengan menu roti, sereal, susu, telur, yoghurt dkk nya, jam 8 kita mulai perjalanan kita. Dari stasiun National stadium kita menuju stasiun Saphan Taksin, 6 stasiun dari tempat kita berangkat, turun dari skytrain dan lanjut menuju sungai Cao Phraya untuk naik
water taxi, hmm mungkin kalo di kita, angkot, tapi di sungai hihihi…kita naik kapal yang berbendera orange karena dia berenti di setiap pier dan kita turun di Tha Tien Pier untuk menuju kuil Wat Pho. Naik Cao Phraya express ini biayanya 15 bath. untuk yang pertama kali mau naik transport ini langsung aja liat orang yang rame-rame duduk di port, sebab sistem pembayaran disini pembayaran di atas boat(perahu) melalui kenek tidak melalui loket. Dan jangan tertarik dengan tawaran dari loket turis information karena mereka akan mengarahkan kita ke arah menyewa perahu sendiri dengan harga berkisar 150 bath per person
Karena masih pagi, kuil Wat Pho tidak terlalu ramai, jadi kita agak leluasa berfoto-foto di dpn patung budha tidur ini, ukurannya cukup besar dan kompleks wat pho sendiri juga cukup besar untuk dijelajahi, Biaya masuknya 100 bath dapet air akua sebotol
Setelah puas di Wat Pho, kita berjalan kaki menuju Grand Palace yang kompleksnya bersebrangan dengan Wat Pho, cuaca sudah mulai panas menyengat, ditambah lagi pintu masuk Grand Palace ternyata cukup jauh dari kompleks Wat Pho. Yang perlu diwaspadai adalah usaha orang-orang lokal setempat yang berusaha mengalihkan tujuan kami dengan mengatakan bahwa Grand Palace masih tutup. Untungnya sudah kita pelajari sebelumnya kalau Kompleks ini buka dari jam 08.30 sampai 17.00, dan ada pengumuman melalui toa di sekitar grand palace kalo grand palace itu buka tiap hari dari jam 08.30 – 17.30. Katanya sih mereka melakukan ini biar kita ke tempat yang mereka
rekomndasikan,trus mereka dapat komisi deh. Ih serem juga ya…Sampai di gerbang Grand Palace, wuih orang-orang yang mau masuk sudah buanyak banget…dan yang bikin males, tentunya biaya masuk kuilnya yang mencapai 400 bath…wew mahal juga, akhirnya kita milih foto-foto diluar kompleks saja sambil berteduh, karena semakin siang semakin terik suasana di kota Bangkok. Untung kita bawa minuman dari hostel, jadi bias melepas dahaga dan penatnya panas kota sebentar.
Setelah istirahat, kita sepakat cari mesjid karena, Bang Ecy perlu jumatan. Sayangnya pusat informasi turis di depan Grand Palace, tidak bisa menunjukkan dimana lokasi mesjid terdekat, mereka pun kesulitan mencerna bahasa inggris kita yang campur aduk, karena ternyata mrk ga bisa bahasa inggris!!! Hadeuh…Akhirnya kita berpegangan lagi pada peta yang kita bawa, di peta terlihat mesjid berada di belakang kompleks Wat Arun, kuil yang berada di sebrang sungai Cao Phraya..yaaa jalan lagi deh ke Wat Pho…karena untuk naik kapal (Ferry) nyebrang ke Wat Arun, kapalnya di Tha Tien Pier tempat kita turun tadi, biayanya 3 bath saja dan bayar di loket menuju port.
Sampai di luar kompleks wat arun, kita segera cari mesjidnya, Tanya sana, Tanya sini, masih belum ketemu, sampai akhirnya ketemu pegawai pemerintahan setempat, kalo di Jakarta, orang bangda depdagri kali ya hehehe, dia nunjukin arah ke Mesjid, tapi kok masih belum ketemu juga ya, untung ada ibu-ibu berjilbab lewat dan akhirnya kita mengikuti beliau masuk mesjid yang ternyata mesjidnya masiih masuk gang lagi….hmmm.
Nama mesjidnya Mesjid Thon son, dan boleh dibilang kita satu-satunya turis yang ke sana, karen yang lain merupakan orang lokal. Karena gue sama mila lagi palang merah, kita nunggu di luar mesjid, sambil menikmati makanan lokal di sekitar mesjid. Setelah selesai sholat jumat, kita pun makan siang, sengaja beli nasi doing, soalnya di tas gue uda bawa lauk yang gw bawa dari Jakarta (tempe kering, abon, dan telur asin) hehehe, lumayan ah ngirit gitu….
Selesai makan, baru kita menuju kuil Wat Arun, sebenarnya katanya kuil ini lebih indah kalau dilihat pas sunset, tapi karena kita sepakat mau ngejar perjalanan ke Dusit Palace, kita putuskan untuk masuk ke kuil sekitar pukul 2.30 siang. Wiiih panasnya tambah mendidih eeyyy, merah padam deh muka gue..gosong….tapi kompleks kuil ini memang keren, apalg kalo ambil foto dari atas, pemandangan sungai Cao Phraya terlihat jelas dari kuil ini. Masuknya cukup 50 bath saja.
Setelah puas di Wat Arun, kita nyebrang balik ke Tha Tien Pier lagi, tadinya mau naik bis ke Dusit, sayangnya bis menuju Dusit ada di depan Grand Palace, dan untuk jalan kaki menuju kesana malesnya minta ampun karena panas. Akhirnya kita naik taxi, dengan dibantu salah satu mahasiswa Bangkok yang kebetulan lg nongkrong di pinggir jalan, dia nyetopin kita taxi dan bilang ke sopirnya kita mau ke Dusit Palace. Kalau gak gitu, sopir-sopir taxi yang kita berentiin pada ogah ngangkut kita, karena ternyata menuju kesana macettt..cet cet cet…
Sampai di Dusit, kita putusin foto-foto di dusit parknya, dan di depan gedung Vimmanek mansion, salah satu rumah kayu terbesar di dunia, sambil istirahat melepas kepenatan panasnya Bangkok. Selesai dari Dusit, karena sudah mulai kehabisan tenaga, kita putusin untuk balik dulu ke hostel untuk istirahat, hmm bingung juga naik apa ya ke hostel, karena lagi-lagi taxi ogah ngangkut kita, alesannya lagi-lagi juga macet…hadeuh…akhirnya berbekal peta, kita tanya ke
orang lokal, stasiun BTS terdekat, wah petugas lalu lintas yang kita tanya, walau gak ngerti bahasa inggris, tapi bener-bener bantu banget, dia berentiin salah satu bus lokal, kalo dikita kayak P6 gitu deh, dan ngomong ke sopirnya untuk nurunin kita di stasiun BTS terdekat…makasi ya pak..very nice of you…,
Dan yes, gak lama kemudian sekitar 15 menit, kita sampai di Victory Monument, dan disana ada BTS untuk kita kembali ke Hostel. Cuma untuk coba2 lagi, kita sengaja gak turun di stasiun National Stadium, tapi turun di Stasiun Ratchadewi, karena kalau dari Ratchadewi, kita bisa turun via Hotel Asia, dan jalan kaki lewat jalan belakang menuju hostel kita…and yes berhasil…pada akhirnya nanti memang rute ini jadi rute favorit kita kembali ke hotel, karena lewat belakang lebih dekat ke hostel dari pada lewat jalan utama Rama 1 Road.
Setelah istirahat melepaskan penat, jam 6 sore kita keluar hostel, tujuannya adalah madam Tusaud di mall discovery center, letaknya persis di samping kiri hostel kita. Sejak di Jakarta, kita memang sudah pesan Madam tusaud via online, karena harganya 50% lebih murah drpd beli langsung di tempat yaitu 400 bath. Aku dan bang eci memilih ga masuk ke dalam, karena memang kita ga tertarik,
jadi yang masuk ke dalam hanya Mila, Rina dan Sherly aja. Sambil nunggu mereka foto-foto di Madam Tusaud, gue dan bang ecy puter-puter di MBK, mall yang ada di sebrang Discovery Centre, sambil bandingin harga kalau mau beli souvenir/oleh-oleh nanti. Gak lama kita disana karena jam 8an mall nya sudah mulai mau tutup,
dan kaki kita pun sudah mulai gempor…ternyata jalan di Bangkok lebih melelahkan dari pada di Singapore, KL , Hanoi atau HCMC. Setelah beli makan di sevel, kita langsung menuju hotel untuk makan di hostel,
dan jam 10an kita semua sudah tepar…tidur karena kelelahan.
I have made this letter longer, because I have not had the time to make it shorter –Blaise Pascal